Jumat, Agustus 01, 2008

Memotret Model di Luar Ruang

Jadi seorang pemotret model yang andal tentunya sering menjadi impian hampir setiap pemotret pemula. Bagaimana mungkin tidak menjadi impian jika dalam hal ini kehidupannya dianggap selalu menyenangkan karena bergelut dalam lingkup kalangan “berkelas”, ganteng dan cantik-cantik.


Karena hal itulah maka hampir setiap pemotret pemula selalu memimpikan memiliki studio foto sendiri dan memiliki perlengkapan penunjang pemotretan yang lengkap serta canggih untuk keperluan memotret model di dalam studio demi memenuhi impian itu. Namun demikian, tidak semua pemula pada akhirnya berhasil mewujudkan impian itu. Masalahnya bukan karena perlengkapan studio foto yang tidak mudah didapatkan, melainkan karena harga peralatan lampu studio yang sederhana saja sudah mahal. Apalagi peralatan studio canggih pasti lebih tak terkira lagi berapa dalam kocek harus dirogoh. Itu salah satu alasan bagi seorang pemula yang berkantong cekak.

Dengan alasan itu pulalah membuat tidak semua pemotret pemula akhirnya dapat memenuhi ambisinya untuk dapat mewujudkan keinginannya menggeluti pemotretan model. Bahkan hanya bisa dihitung dengan jari yang pada akhirnya memang betul-betul menjadi pemotret model yang andal.

Sebuah foto, dalam hal ini foto mengenai model yang baik memang tidak selalu hanya bisa dihasilkan dengan peralatan fotografi yang baik, lengkap dan canggih saja, melainkan juga dapat dihasilkan dengan peralatan sederhana. Bahkan juga dapat dihasilkan dengan tanpa menggunakan satu pun peralatan lighting atau lampu seperti pemotretan di studio - tentunya asal tahu tip dan triknya.

Jadi bila tidak dapat mewujudkan impian memiliki peralatan lighting dan studio yang canggih, tak perlu mengurungkan niat memotret model atau untuk menjadi pemotret model yang andal. Karena memotret model tanpa peralatan lampu studio - hanya menggunakan cahaya alami di luar ruang juga bisa dilakukan - bahkan kadang bisa menghasilkan karya yang lebih baik dan berhasil dari foto model yang dilakukan di dalam studio dan menggunakan peralatan yang canggih sekalipun.

Karena itu, bila memang sudah tidak mungkin mendapatkan peralatan lampu dan studio seperti yang diimpikan, kenapa pula tidak menspesialisasikan diri dan menekuni pemotretan model outdoor atau di luar ruang saja.

Teknis
Secara teknis memotret model di luar ruang tidak berbeda jauh dengan pemotretan model di dalam ruang atau studio. Bedanya dari sisi fisik pemotretan di luar ruang tidak menggunakan peralatan banyak seperti yang dilakukan di dalam studio. Selain itu, secara teknis apa yang dilakukan, baik pemotretan di dalam studio maupun di luar ruang (studio) adalah sama.

Pada pemotretan di luar ruang, hal utama yang harus diperhitungkan dan dipertimbangkan adalah waktu. Dalam hal ini karena pemotretan di luar ruang lebih mengandalkan cahaya alami matahari, maka adanya sinar matahari yang baik yang cepat berubah harus diperhitungkan.

Pemotretan di luar ruang akan baik jika dilakukan pada jpukul 08.00 - 10.00 WIB (pagi hari) dan pukul 15.00 - 17.00 WIB (sore hari). Pertimbangan tersebut dilakukan atas dasar perhitungan bahwa pada kondisi tersebut matahri masih cerah dan kuat sinarnya (umumnya jarang terhalang awan). Sudut datang sinarnya pun dari arah samping (miring) sehingga sering menghasilkan foto yang indah dari segi cahaya.

Dari segi peralatan, untuk dapat menghasilkan foto model yang baik di luar ruang, cukup menggunakan kamera maupun lensa biasa serta tak menuntut adanya peralatan lampu seperti halnya lampu studio yang canggih. Selama kamera dan lensa masih berfungsi secara baik maka cukup untuk menghasilkan foto model yang baik.

Dengan kamera 35 mm dan lensa jenis apa pun, baik itu lensa sudut lebar, lensa normal atau lensa tele hingga lensa zoom, tetap dapat digunakan untuk memotret model - dengan catatan pemotret menguasai betul kekurangan dan kelebihan lensa yang digunakannya.

Dalam suatu sesi pemotretan, bisa saja seorang pemotret yang hanya menggunakan lensa sudut lebar - tentunya hal ini atas dasar perhitungan dan pertimbangan tertentu yang diinginkan, dapat menghasilkan foto model yang indah karena kepandaian memaksimalkan kelebihan lensa. Misalnya dengan menyertakan lanskap - pemandangan indah sebagai latar belakang pemotretan sehingga memperkuat gambar.

Sisi lain bisa saja karena satu dan lain hal, memotret model di luar ruang hanya menggunakan lensa standar atau lensa normal - lensa yang sesungguhnya lebih sering disimpan atau dicadangkan belaka oleh kebanyakan pemotret karena tak menghasilkan sesuatu yang dianggap menarik.

Bila mampu memaksimalkan kelebihannya, maka lensa normal yang lebih sering dijadikan cadangan itu sesungguhnya akan memberikan sumbangsihnya dalam menghasilkan foto tentang model di luar ruang dengan baik. Satu hal lagi yang sering dilakukan dalam memotret model di luar ruang adalah penggunaan lensa tele panjang, misalnya tele 200 mm, 300 mm atau bahkan karena suatu keinginan tertentu ada yang perlu menggunakan lensa yang lebih panjang lagi. Akan tetapi kesemuanya juga akan tetap sama saja, yaitu menghasilkan suatu foto yang baik jika pemotret mampu menguasai dan memaksimalkan lensa tersebut.

Dengan menggunakan lensa tele panjang yang canggih sekalipun, bila secara teknis pemotret tidak menguasai dan mampu memaksimalkan keunggulannya, tetap saja tak akan menghasilkan foto model di luar ruang yang baik dan menarik. Salah satu keunggulan menggunakan lensa tele panjang dalam pemotretan model di luar ruang adalah, kemampuannya dalam menghasilkan objek utama yang menonjol (fokus) dibanding latar belakang maupun latar depannya.

Kembali pada persoalan teknis bahw sesungguhnya dengan menggunakan lensa tele yang tidak terlalu panjang juga sudah bisa menghasilkan foto yang tampak menonjol bila hanya itu yang menjadi dasar, tujuan atau keinginan berkaitan dengan hasil pemotretannya. Karena dengan menggunakan lensa jenis zoom seperti 80 - 200 mm yang lebih mudarh dari segi harga, sudah dapat untuk sekadar mengaburkan latar belakang atau pun latar depannya. Terlebih bila menggunakan bukan diafragma besar seperti F:2,8 yang membuat sebuah hasil pemotretan yang baik tak kalah dengan foto yang dihasilkan dengan lensa tele yang lebih panjang.

Pada foto berjudul “berkebun” adalah salah satu contoh hasil pemotretan model yang dilakukan di luar ruang menggunakan lensa jenis tele zoom 80 - 200 mm, bukan diafragma f:2,8. Penonjolan objek yang dalam hal ini dilakukan dengan bukan duafragma f:2,8 pada posisi lensa 200 mm, telah menghasilkan suatu efek kabur (blur) pada latar belakang seperti yang dihasilkan dengan menggunakan lensa tele panjang 300 mm.

Namun demikian, jika ingin suatu hasil prima dari sisi peralatan, pemotretan di luar ruang masih memerlukan alat penunjang seperti misalnya kaki-tiga kamera, khususnya bila menggunakan lensa tele panjang dan tambahan sebuah reflektor untuk membantu memberikan pencahayaan dari arah depan objek serta filter-filter penghangat - mungkin juga filter polarisasi yang mampu memekatkan warna atau membirukan langit. Tak ketinggalan juga tentunya filter pelembut yang secara umum juga memang digemari untuk membantu memberikan kesan lembut pada model.

Kesimpulan
Menghasilkan foto tentang model yang baik memang bisa dilakukan dan ditempuh melalui beberapa cara. Cara yang paling sederhana adalah memotretnya dengan menggunakan peralatan foto biasa (standar) dan dilakukan di luar ruang. Sehingga tidak memerlukan peralatan yang banyak dan mahal. Tetapi bila kesemuanya itu juga tidak dilakukan dengan usaha keras dan cara yang baik, maka tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik.

Keterbatasan alat atau kendala lain yang mengharuskan untuk memotret model di luar ruang, hendaknya jangan membuat pemotretan batal. Karena dengan peralatan yang sederhana tetapi masih berfungsi dengan baik, pemotret harus mampu memaksimalkan kelebihan peralatan yang digunakan. Karena pada dasarnya setiap peralatan foto (lensa) selalu memiliki keunggulan masing-masing. Tugas pemotret adalah memaksimalkan keunggulan-keunggulan itu.

Sisi lain di luar teknis pemotretan hendaknya juga harus dapat dikuasai pemotret, misalnya mampu mengadakan pendekatan terhadap model, pandai menciptakan dan menuangkan gagasan, mengarahkan dan menjalin kerja sama yang baik guna menghasilkan sebuah foto yang baik dengan modelnya.

Memilih waktu pemotretan yang baik dengan mempertimbangkan lokasi, khususnya untuk suatu pemotretan model yang memasukkan suasana sebagai unsur pendamping pendiptaan keindahan. Sekalipun latar belakang sering tidak diperhitungkan, pada pemotretan yang dilakukan di luar ruang setidaknya menjadi bagian yang harus diperhatikan.

latar belakang pemotretan model di dalam studio yang umumnya polos, bila dikehendaki, pemotretan di luar ruangan (studio) juga bisa diciptakan. Misalnya dengan mencari tembok atau mungkin juga menyediakan terlebih dahulu latar belakang dari kanvas seperti halnya pemotretan yang dilakukan di dalam studio. Tak ada salahnya memotret model di luar ruang juga menggunakan latar belakang (background) buatan misalnya.

Kelebihan pemotretan yang dilakukan di luar ruang adalah membuat seorang pemotret mudah mengatur atau memperagakan pose yang diinginkan. Mungkin dengan cara duduk, berdiri atau berbaring pada suatu tempat sesuai arah datangnya sinar matahari dengan menggunakan setting lokasi dan latar belakang suasana setempat. Tidak seperti di studio yang umumnya terbats pada pose duduk saja dan menggunakan latar belakang kain/kertas polos atau mungkin juga kanvas.

Salah satu kekurangan memotret model di luar ruang hanyalah menjadikan pemotret tidak dapat mengubah sudut datangnya sinar atau menambah kekuatan sinarnya. Akan tetapi hal itu pun masih memungkinkan untuk dapat dimodifikasi sehingga menghasilkan sinar yang lembut, misalnya dengan merentangkan kain putih atau kertas tipis di atas objek untuk mengurangi cahaya matahari yang terlalu kuat pada siang hari.

Modifikasi pun dapat dilakukan dengan membelokkan arah sinar dengan menggunakan reflektor yang terbuat dari sterofoam atau kertas timah (umumnya digunakan untuk menambah pencahayaan dari arah depan wajah objek. Bila pemotret dapat memaksimalkan keadaan di sekitar lokasi pemotretan, maka sekalipun peralatan yang digunakan adalah yang standar maka akan mampu menghasilkan foto tentang model yang baik dan menarik.

Kunci untuk menghasilkan sebuah foto model adalah pada bekal kemampuan pemotret itu sendiri. Dalam hal ini kepandaiannya mengutarakan maksud dan gagasan-gagasannya, kepandaiannya melakukan pendekatan terhadap di model dan memaksimalkan peralatan yang ada.

Disarikan dari tulisan Atok Sugiarto

1 komentar:

Unknown mengatakan...

bagus juga infonya makasih